G20 Simposium atau sekedar Kopdar?
Pada 6-8 Mei 2015, G-20 mengadakan simposium pajak internasional di Turki. Simposium ini menyediakan tempat untuk mendiskusikan OECD/G20 BEPS Action Plan. Pada kesempatan ini, saya mencoba menyarikan apa yang telah didiskusikan pada simposium ini, hal-hal yang telah disampaikan oleh perwakilan OECD dan hal-hal yang menjadi perhatian khusus para peserta simposium.
Pada November 2015 nanti, OECD akan menyampaikan paket BEPS final pada saat pertemuan pemimpin G20 di Antalya, Turki juga. Pada pertemuan simposium ini disampaikan bahwa negara-negara berkembang mengalami dampak yang lebih buruk atas BEPS jika dibandingkan dengan negara maju. Namun hal konkrit apa yang menjadi penyebab dampak dan langkah apa yang seharusnya diambil pada proyek BEPS ini? Saya belum memperoleh informasinya.
Tema umum simposium adalah kebutuhan atas panduan yang kuat dan pendekatan kolaboratif untuk menerapkan aturan BEPS seiring dengan kemungkinan semakin seringnya pemeriksaan yang dilakukan dan akan timbulnya masalah pajak berganda dan masalah pajak lintas batas.
Kemudian, simposium membahas atas beberapa tema spesifik dari BEP, misal atas digital economy, para peserta selain menanyakan tentang pemungutan PPN, hal yang sama-sama diperhatikan adalah mengenai definisi dari "digital presence". Pada transaksi keuangan (financial transaction), perwakilan OECD menyampaikan klarifikasi bahwa hasil dari hybrid mismatches akan berupa rekomendasi perubahan P3B dan rekomendasi terhadap aturan domestik. Namun demikian, anti abuse rules tidak akan berfokus pada setiap jenis hybrid mismatches namun lebih kepada hybrid mismatches yang terstruktur.
Perwakilan OECD menyatakan bahwa pada buku panduan baru nanti akan memastikan "cash box" tidak menerima lebih dari pengembalian minimal. Karena kemungkinan kontroversi pada area panduan profit split dan non-recognition of transaction, OECD diharapkan dapat mengenalkan kerangka analisis yang jelas kepada otoritas pajak atas rekarakterisasi dan nonrecognition.
Pada akhir diskusi, OECD menegaskan bahwa bukan berarti pada akhir 2015, semua panduan BEPS akan dikeluarkan. OECD akan terus melanjutkan penyusunan panduan ini atas subjek spesifik seperti hybrid mismatches pada tahun-tahun setelahnya. Okelah, preliminary excuse memang selalu efektif dan diperlukan, daripada runyam besok-besok kan?
Kira-kira, begitulah gambaran singkat apa yang terjadi pada simposium G20 di Turki pada awal Mei 2015 lalu. Kalau saya melihatnya lebih seperti updates dari OECD tanpa ada hal yang jelas yang dihasilkan dan didiskusikan oleh para peserta yang berkepentingan di sana. Saya membayangkan, kalau berada disimposium itu, akan mengambil waktu untuk berdiskusi dengan perwakilan negara-negara berkembang lainnya, untuk mencoba mencari cara terbaik untuk kepentingan negara berkembang tentunya.
Well, dreaming is not a sin.
Comments
Post a Comment