Pertimbangan memilih TPM (I)

Proses APA telah dibuktikan sebagai cara yang baik untuk mengetahui proses bisnis WP, dan di sisi lain otoritas dapat mengerti perhatian dan kesulitan WP dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.  Dalam kesempatan sebelumnya, saya telah mencoba menjelaskan jenis-jenis TPM yang digunakan pada APA, dan berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan TPM:
  1. Kreativitas
Beberapa TPM terkadang digunakan dalam cara yang kreatif, berdasarkan keadaan ekonomi dan pertimbangan sah dari otoritas dan WP. Sebagai contoh, jika TPM APA mengusulkan target gross margin untuk distributor yang membeli produk dari manufaktur LN, otoritas dapat memperhatikan beban iklan yang eksesif. Karena beban iklan tidak mempengaruhi gross margin, WP dapat melakukan kampanye iklan yang besar (gross margin tetap) dimana manfaat utama atas iklan ini ada pada nama merk/brand. Beban operasi untuk iklan akan mengurangi penghasilan di negara sumber , padahal manfaat iklan akan dirasakan oleh perusahaan induk.
Untuk mengatasi hal ini dan untuk menghitung gross margin distributor, beban iklan diatas tingkat tertentu akan dikurangi dari penjualan (sehingga menurunkan laba kotor). Dengan demikian WP tidak dapat dengan bebas menaikkan beban iklan agar rentang laba kotor tetap pada kewajaran. Contoh kreativitas lain adalah penggunaan metode CPM pada APA dapat menentukan rentang gross margin, namun sekaligus harus memenuhi rentang margin laba operasi pula.
  1. Tested Party
Transaksi istimewa atau transaksi yang dikendalikan pasti melibatkan dua entitas yang memiliki hubungan istimewa. Dengan beberapa TPM seperti TNMM, hanya hasil dari salah satu entitas yang di evaluasi. Penggunaan beberapa contoh lain TPM, harga dan hasil dari kedua pihak istimewa sama-sama dievaluasi. Contoh, pada metode CUP, harga yang dibebankan antara kedua pihak istimewa diuji. PSM juga merupakan contoh TPM yang menguji kedua pihak istimewa.
Pemilihan tested party harus ditimbang dengan pemilihan TPM juga, dan kedua hal ini diharapkan dapat menggambarkan bagaimana mengalokasikan risiko.
  1. Transactional Versus Profit-Based Methods
Beberapa TPM seperti CUP, CUT, RPM, CPM menggunakan comparable uncontrolled transactions untuk menentukan harga wajar barang yang dijual. Metode ini disebut dengan metode transaksional. Metode lain seperti TNMM dan PSM menggunakan comparable uncontrolled companies untuk menentukan tingkat laba keseluruhan yang wajar untuk tested party. Terkadang, profit-based method menjadi lebih andal karena data transaksi biasanya tidak tersedia.
  1. Penggunaan Pembanding Internal dan External
Untuk metode transaksional, maka pembanding internal dapat dengan mudah dibedakan dari pembanding eksternal. Pembanding internal didasari pada transaksi antar perusahaan holding dengan perusahaan independen. Contoh, untuk menilai kewajaran harga pabrikan P kepada distributor D, maka dapat mempertimbangkan harga yang dibebankan P kepada distributor independen atas barang ini, atau harga yang dibayar D kepada pabrikan independen.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Buku Acara: Ibadah Mengenang Satu Tahun Berpulang ke Surga

Berry Ratio dan penggunaannya

BEPS Inclusive Framework, the urgency for developing countries