Sedikit Sejarah tentang Berry Ratio
Sedikit melompat dari pembahasan saya sebelumnya tentang e-commerce, saya mau kembali lagi membahas Berry Ratio. Kebetulan dalam pekerjaan kantor meminta sedikit perhatian dan eksposur atas metode ini.
Berry Ratio pada awalnya digunakan dalam kasus di tahun 1960 yang menggunakan logika keadaan ekonomi dalam menjelaskan kasus antara IRS (Administrasi Peerpajakan USA) dan DuPont. Kasus ini menjadi penting karena melibatkan pertanyaan IRS atas margin yang diperoleh oleh seluruh related-party distributor DuPont. Kasusnya dapat dijelaskan sebagai berikut, pada tahun 1958 DuPont mendirikan anak perusahaan baru di Swiss (disebut DISA) yang bertindak sebagai “super distributor” di Eropa. Fungsi yang dilakukan oleh DISA adalah pemasaran dan advertising di Eropa dan juga melakukan fungsi distribusi yaitu pembelian dan penjualan antar afiliasi di Eropa. DISA memperoleh margin hampir 20% atas harga penjualan produk yang dibeli dari induk perusahaan. Margin ini dianggap terlalu tinggi oleh IRS.
Charles Berry, seorang akademisi Inggris diminta untuk menentukan apakah DuPont bertransaksi pada harga wajar dengan DISA. Berry diminta untuk menentukan apakah resale margin dari DuPont ke DISA dapat ditimbang relevan dan tepat atas jasa yang diberikan oleh DISA, jika dilakukan oleh pihak independen. Namun karena DISA bukanlah distributor yang sama seperti distributor lainnya karena melakukan kombinasi fungsi termasuk riset pasar, konsultasi pasar, pengiklanan, fungsi logistik dan akuntansi atas produk yang dikirimkan langsung dari induk, maka Berry mengkarakterisasi DISA penyedia jasa yang dapat dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang menyediakan kombinasi fungsi riset pasar, konsultasi manajemen, advertiser dan distributor dengan perincian sebagai berikut:
- Dalam analisis yang dilakukan Berry yang melibatkan riset pasar dan konsultasi manajemen, Berry membandingkan rasio DISA Laba Kotor atas Beban Operasi dengan rasio total pendapatan atas total biaya penyediaan jasa, atau pada dasarnya merupakan mark-up dari total biaya.
- Untuk Analisis yang melibatkan iklan, rasio GP atas beban operasi dibandingkan dengan rasio komisi ditagihkan yang dapat ditimbang analog ke GP tanpa menyertakan biaya dari iklan seperti biaya yang dilakukan oleh media.
- Untuk analogi ketiga (distributor), rasio DISA atas GP/OE dibandingkan dengan rasio pihak independen (GP-Interest & extraneous income) atas biaya operasiexcluding interest cost and depreciation)
Rasio GP terhadap OE kemudian disebut sebagai Berry Ratio yang digunakan sebagai pendekatan dalam mengevaluasi distributor.
Comments
Post a Comment