Penggunaan ROA sebagai PLI
TNMM menekankan pada identifikasi laba tested party yang hanya dikaitkan kepada transaksi related party, bukan kepada seluruh entitas. PLI adalah rasio yang digunakan untuk mengukur hubungan antara keuntungan yang diperoleh oleh tested party dengan biaya yang digunakan dan sumber daya yang dikerahkan untuk memperoleh laba dimaksud.
Peraturan di USA menyatakan bahwa ada tiga PLI utama yaitu Return on Capital Employed (ROCE), Return on Sales (ROS) dan Return on Operating Costs (The Berry Ratio). Pada dasarnya, pemilihan basis rasio bergantung pada bagaimana perusahaan tersebut memperoleh pendapatannya. Misalnya untuk entitas yang menggunakan aset siginifikan dalam operasinya, pengukuran laba operasi dibandingkan dengan aset akan menjadi ukuran yang paling handal.
ROA merupakan hal yang sama dengan ROCE, dimana menggunakan nominator seluruh aset dikurangi kas dan investasi. Kedua rasio ini sangat didasarkan pada teori ekonomi, karena perusahaan yang kompetitif pada pasar yang kompetitif pula akan bertumbuh tergantung pada investasi modal yang digunakan.
ROA kadang akan menjadi perdebatan dalam penggunaan rasio dalam hal:
- Jika harta tetap secara substansi tidak digunakan untuk menghasilkan laba operasi;
- Jika ada perbedaan signifikan dalam umur dan kondisi aset;
- Jika tidak seluruh aset dapat diperhitungkan secara akurat pada neraca
- Jika penggunaan harta berbeda signifikan meskipun dalam industri yang sama
Jadi, penggunaan ROA dan ROCE pada umumnya dipertimbangkan dalam penggunaan CPM/TNMM hanya ketika tested party memiliki harta tetap yang dapat diukur dalam umur, kondisi, penggunaan dan bahwa harta tetap tersebut memiliki peran yang signifikan dalam revenue driver. ROCE sebaiknya dihitung dengan Total Harta dikurangi Intangible Assets, investasi pada anak perusahaan dan kas/setara kas kecuali yang digunakan pada Working Capital.
Comments
Post a Comment