Marketing Intangibles pada FAR Analysis (PT ABC – XYZ case)
Sebelum menelisik artikel ini, perlu saya sampaikan latar belakangnya. PT ABC Indonesia adalah perusahaan distributor produk STG yang merupakan produk yang diimpor dari perusahaan afiliasinya di New Zealand dengan perusahaan afiliasi sebagai regional hub di Singapura. Perusahaan menyampaikan bahwa regional hub berfungsi sebagai pusat dari marketing strategies dan pengawas dari perusahaan afiliasi yang berada di asia dan timur tengah.
Nah, Perusahaan ABC Indonesia ini menyampaikan bahwa karakterisasi perusahaannya adalah Limited Risk Distributor, perusahaan NZ sebagai Induk dan memiliki manufacturing intangibles, sementara regional hub di Singapura sebagai marketing centered affiliated company.
Distributor dengan risiko terbatas dapat didefinisikan sebagai entitas yang melakukan seluruh aktivitas perdagangan distributor namun tidak menanggung risiko-risiko utama dan mengalihkan risiko utama ini ke perusahaan afiliasi. Dengan demikian, perlu melakukan identifikasi risiko-risiko utama apa yang dikerjakan dan ditanggung oleh PT ABC Indonesia dalam hal pemasaran produk yang dilakukan di Indonesia.
Nah, Perusahaan ABC Indonesia ini menyampaikan bahwa karakterisasi perusahaannya adalah Limited Risk Distributor, perusahaan NZ sebagai Induk dan memiliki manufacturing intangibles, sementara regional hub di Singapura sebagai marketing centered affiliated company.
Distributor dengan risiko terbatas dapat didefinisikan sebagai entitas yang melakukan seluruh aktivitas perdagangan distributor namun tidak menanggung risiko-risiko utama dan mengalihkan risiko utama ini ke perusahaan afiliasi. Dengan demikian, perlu melakukan identifikasi risiko-risiko utama apa yang dikerjakan dan ditanggung oleh PT ABC Indonesia dalam hal pemasaran produk yang dilakukan di Indonesia.
Walaupun
dikatakan pada TP Documentation bahwa PT ABC Indonesia tidak melakukan Marketing Research, namun karena PT ABC
melakukan aktivitas promosi dan menyesuaikan materi kegiatan promosi dengan
keadaan pasar di Indonesia (local
culturing), maka sulit untuk mengatakan bahwa PT ABC adalah distributor
dengan risiko terbatas ataupun memandang rendah fungsi pemasaran Indonesia
karena sekedar implementasi, bukan penyusunan strategi dan branding.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya,
pemasaran ini tidak memandang siapa yang menyusun strategi atau siapa yang
melakukan atau implementasi strategi pemasaran. Indikator yang dapat digunakan
untuk proxy pentingnya fungsi
pemasaran Indonesia adalah dengan memperhatikan biaya pemasaran yang dibebankan
di PT ABC Indonesia, yang dapat dibandingkan dengan beban pemasaran normal perusahaan lain sejenis. Hal ini dapat mengacu pada kasus India pada kasus penggunaan trademark automotif. Saya lupa nama perusahaannya, kalau ingat akan saya tulis kembali.
Proxy
lain yang dapat digunakan adalah dengan memperhatikan kapasitas dan keahlian
sumber daya manusia untuk pemasaran di regional hub Singapura dibandingkan
dengan kapasitas dan keahlian sumber daya manusia untuk pemasaran di PT ABC
Indonesia.
Analisis yang perlu
dilakukan untuk isu Fungsi Pemasaran ini adalah analisis atas:
1.
Fungsi yang dilakukan
2. Harta yang dimiliki dan Harta Tak Berwujud
yang digunakan. Intangibles dapat berupa technical
intangibles dan marketing intangibles. Technical
intangibles diperoleh dari pengalaman dan keahlian perusahaan dalam
melakukan bisnisnya. Marketing
intangibles dihasilkan dari usaha dan upaya pemasaran perusahaan, tanpa
memisahkan antara pencipta strategi dan pelaksana strategi karena tujuan utama
keduanya adalah memasarkan produk.

Tabel berikut merupakan analisis yang dilakukan oleh Narayan Mehta untuk membedakan karakterisasi fungsi pemasaran pada distributor. Dengan melihat kelia indikator, dapat ditarik kesimpulan bahwa PT ABC Indonesia merupakan full-fledged distributor.
Harta yang Dimiliki
/ Karakter
|
Full fledged
Distributor
|
Limited Distributor
|
Agent/Market
Service Provider
|
Memiliki
Gudang (on its disposal)
|
√
|
√
|
-
|
Memiliki
business premises
|
√
|
√
|
√
|
Memiliki
Trademarks
|
-
|
-
|
-
|
Memiliki
Jaringan Pemasaran
|
√
|
√
|
√
|
Memiliki
jaringan distribusi
|
√
|
-
|
-
|
Source : An Integrated
Approach to Formulating a TP Strategy, Narayan Mehta, 2006
Comments
Post a Comment