Fungsi Pemasaran untuk Distributor
Fungsi Pemasaran untuk Distributor
Dalam tabel berikut ini,
kita dapat melihat salah satu cara untuk menunjukkan karakterisasi distributor
berdasarkan fungsi yang dilakukan.
Di tabel I jelas dikatakan bahwa Limited Risk Distributor (LRD) tidak memberikan perhatian dalam
menjaga jaringan distribusi.



Namun kemudian pada tabel 2,
kita dapat melihat bahwa LRD tidak melakukan Market Research dan pengembangan produk baru, ataupun melakukan
pengembangan aktivitas promosi.

Artikel yang saya peroleh
ini menjadi menarik sehubungan dengan kasus yang sedang dikerjakan. Katakan
kasus yang saya tangani adalah atas transaksi hubungan istimewa atas nama PT ABC Indonesia dengan perusahaan afiliasinya di luar negeri. Perusahaan ini mengajukan pada
TP documentation bahwa fungsi yang
dilakukan di Indonesia adalah sebagai distributor dengan risiko terbatas (LRD-Limited Risk Distributor).
Perusahaan telah menyampaikan alasan-alasan kenapa perusahaan seharusnya
dikarakterisasi sebagai distributor dengan risiko terbatas, yang pada intinya
karena seluruh kebijakan dan strategi pemasaran ditentukan oleh hub regional di
asia yaitu perusahaan XYZ yang merupakan residen di Singapura.
Kalau dilihat dari matriks
diatas, yang menjadi penentu atau marginal
factor untuk menjadi distributor penanggung risiko penuh adalah apakah
perusahaan tersebut mengelola jaringan distribusi atau tidak. PT ABC menyatakan
bahwa Strategi Pemasaran dan Brand dilakukan oleh perusahaan XYZ di Singapura,
dan perusahaan ABC hanya implementasi strategi yang telah ditetapkan. Jika
dilihat dari tabel, maka sulit untuk menentukan hubungan mana yang lebih
relevan antara penyusunan dan implementasi strategi pemasaran dan branding
dengan karakterisasi perusahaan distributor, atau keduanya justru memiliki
peran penting yang tidak dapat dipisahkan.
Artinya, menjadi
sulit untuk menyimpulkan apakah PT ABC sebagai distributor yang
mengimplementasi seluruh kegiatan pemasaran tidak memiliki fungsi strategi
pemasaran dan brand? indikator apa yang digunakan? Bukankah FAR analysis pada dasarnya digunakan untuk mencari indikator range laba atas Fungsi yang dilakukan, Aset yang dimiliki dan Risiko yang ditanggung? Apakah besaran beban
pemasaran dan penjualan merupakan faktor penentu untuk menentukan bahwa PT ABC
juga melakukan fungsi pemasaran? Dan jika PT ABC tetap sebagai LRD, berapa
besaran return yang wajar atas biaya implementasi pemasaran dan strategi yang
dilakukan oleh PT ABC di Indonesia?
Salah satu hal dasar yang dapat dilakukan adalah dengan melihat perbandingan antara tren nilai pasar di index global atas bahan baku dan tren operating margin PT FBI untuk dilihat apakah ada korelasi antara keduanya. Hal yang kedua, pada laporan keuangan PT ABC menunjukkan adanya bagian forex gain/loss pada bagian other gain/loss setelah operating income. Hal ini menyimpulkan hal sebaliknya atas pernyataan PT ABC pada TP Documentationnya.Hal yang lain yang
perlu diperhatikan dalam kasus PT ABC – XYZ adalah pernyataan bahwa harga bahan
baku sangat berfluktuasi di pasar internasional. Oleh karena itu, perusahaan
XYZ Singapura diputuskan untuk menjadi perusahaan yang menanggung risiko
fluktuasi atas harga bahan baku tersebut. Atas hal ini, memang masih diperlukan
pembuktian dari perusahaan, untuk kemudian diteliti bahwa memang PT ABC sebagai
distributor tidak menanggung risiko fluktuasi harga barang yang dibeli.

PT ABC
menyampaikan bahwa dengan adanya penentuan operating margin untuk PT ABC
Indonesia, maka secara otomatis risiko volatilitas harga bahan baku dan risiko
nilai tukar ditanggung oleh XYZ Singapura. Di satu sisi, pernyataan PT ABC
memang logis namun disisi lain, hal ini seperti setuju kepada kesimpulan tanpa
melakukan analisis fundamental riil fungsi yang dilakukan oleh PT ABC
Indonesia. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk memperoleh bukti-bukti yang
mendukung bahwa risiko volatilitas harga bahan baku dan nilai tukar tidak
ditanggung oleh PT FBI.
Comments
Post a Comment